Sunday, February 17, 2008

- (Aku) dan dirinya -

Kulihat dia termenung lagi.Hari demi hari dirinya seakan tiada bermaya.Tangannya itu lantas mencapai sebuah buku berwarna merah.Tatapannya pada lembaran pertama buku itu.Seketika merenung,matanya meliar menyelak lembaran seterusnya.Helaian demi helaian dijelajahinya.Cukup puas dia menghayati,buku itu disimpan kembali.Laju tangannya mencapai sekeping kertas,kulihat lagi telatah dirinya tanpa kerdipan.Jari jemarinya pantas menulis sesuatu.Bukan sepatah,bukan sebaris,namun cukup sehingga penuh helaian itu.Seketika dia mengamati kata-kata yang dicoretnya,hatinya nampak seakan cukup puas,lalu dilipat kemas dan disimpan disebalik buku buku yang tersusun di depannya.Dia terkedu sebentar.Pandangannya segera dilarikan.Lalu kulihat dia memekup wajahnya.Dia seakan menghela nafas panjang.Dia seperti ingin menjerit,namun tiada suara yang mampu mengiringi jeritan batinnya itu.Lalu air mata itu mengalir lembut di pipinya.Dibiarkan titisan itu terus mengusap bibirnya.Dia menangis lagi.Aku masih terus mengamati dirinya,merenunginya tanpa rasa jemu.Aku benci bersandiwarakan tangisannya itu.Aku ingin sekali memujuknya,namun aku tidak berdaya.Aku tidak mampu bersuara untuk itu semua.Ya Allah,
Kumohon padaMu,berikanlah kekuatan pada hatinya,isikanlah kokosongan jiwanya itu,berikanlah dia ketabahan jua kesabaran untuk dia meneruskan liku liku hidupnya itu.Jua kumohon secebis keindahan dalam sanubarinya itu.Aku rindukan gelak tawanya,dan aku jua ingin ceria jiwanya dulu kembali dalam dakapanku ini.
Amin...

No comments: